Jumat, 15 Desember 2023 – 10:40 WIB
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan ekspor Indonesia mencapai $22 miliar pada November 2023. Angka tersebut turun tipis sebesar 0,67 persen dibandingkan Oktober 2023.
Baca juga:
RI November 2023 Neraca perdagangan $2,41 miliar, surplus berlanjut selama 43 bulan namun menurun
Deputi Direktur Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan ekspor migas tercatat sebesar 1,28 miliar dolar AS atau turun 6,39 persen. Setelah itu, nilai ekspor nonmigas mengalami penurunan sebesar 0,29 persen dengan nilai ekspor sebesar $20,72 miliar.
“Pada November 2023 nilai ekspor mencapai $22 miliar atau turun tipis 0,67 persen dibandingkan Oktober 2023,” kata Pudji dalam konferensi pers, Jumat, 15 Desember 2023.
Baca juga:
Amandemen yang disetujui pemerintah, blok koridor PSC kembali ke cost recovery
Pudji menjelaskan anjloknya nilai ekspor pada November ini disebabkan oleh ekspor nonmigas. Penurunan tersebut terutama terjadi pada produk besi dan baja yang turun 6,82 persen, nikel dan turunannya sebesar 17,16 persen, serta limbah dan limbah industri makanan sebesar 27,80 persen.
Baca juga:
10 Kota dengan Biaya Hidup Terendah di RI, Cilacap Jawa Tengah Nomor 1
Ia menyatakan, secara tahunan, nilai ekspor pada November 2023 tercatat mengalami penurunan yang cukup dalam yakni sebesar 6,56 persen.
“Peralihan ini didorong oleh penurunan ekspor nonmigas, khususnya pada kategori bahan bakar mineral, lemak minyak hewan/nabati, dan pulp kayu,” jelasnya.
Lanjut Pudji, total ekspor nonmigas mencapai USD 20,72 miliar. Rinciannya, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menyumbang USD 0,37 miliar. Kemudian sektor pertambangan dan lainnya mencapai US$4,27 miliar dan sektor manufaktur mencapai US$16,07 miliar.
Sedangkan pada November 2023, nilai ekspor seluruh sektor akan turun. Dalam hal ini penurunan terdalam terjadi pada sektor pertambangan dan industri lainnya sebesar 27,47 persen.
“Secara bulanan, seluruh sektor kecuali sektor pertambangan dan lainnya mencatatkan penurunan. Penurunan ini terutama didorong oleh sektor industri pengolahan yang turun cukup signifikan,” imbuhnya.
Sisi lain
Sumber: Anisa Aulia/VIVA.
Quoted From Many Source